Fahri Hamzah adalah salah satu wakil anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan kritik tajam kepada para kepolisian terkait
dengan atribut dan pakaian yang
digunakan saat bertugas di dalam masyarakat.
Fahri bahkan mengatakan saat ini kepolisian mengenakan
pakaian modis saat menangkap dan berhadapan dengan teroris secara langsung,
namun ketika mendatangi rumah rakyat malah menggunakan pakaian lengkap siap perang
yang dilengkapi dengan rompi anti peluru.
“POLRI lawan teroris bersenjata dengan granat dan
pakaian modis, tetapi masuk rumah rakyat pakai senjata dan rompi anti peluru”
tulis Fahri Hamzah di halaman Facebook pribadinya minggu
Kritik yang dilakukan Fahri berkaitan dengan tugas Komisi
Pemberantas Korupsi yang membawa anggota Brimob berpaikaian lengkap siap bertempur
pada hari jum’at untuk melakukan penggeledahan ruangan anggota DPR dari PDIP yaitu
Damayanti Wisnu Putrianti.
Beberapa kalangan juga menilai bahwa pakaian polisi
ini sangat berbeda ketika menghadapi aksi terorisme di kawasan Sarinah Jakarta
sehari sebelumnya, para polisi saat itu
hanya mengenakan pakaian biasa yang modis dan tidak mengenakan rompi anti
peluru. Bahkan ini juga sangat bertolak belakang dengan aksi-aksi anti terror yang
selama ini di gencarkan. Densus 88 tidak tampil sama sekali, apa mungkin karena
tersangkanya tidak bergamis, tidak berjenggot, dan tidak berjubah, tetapi malah bercelana jeans, bertopi, dan memakai
kaos. Sehingga mentang-mentang karena tidak berjenggot maka polri hanya
menyebutnya sebagai kelompok bersenjata. Maka kita bisa tahu apa motif dibalik
adanya densus 88 yang cenderung hanya menyematkan kata teroris untuk menyudutkan
umat islam.
0 comments:
Post a Comment